Secara diplomatik, Indonesia tak memiliki hubungan resmi dengan Israel, tapi diam-diam jalinan secara dagang rupanya telah terjalin dengan baik. Sebuah delegasi resmi Israel telah mengunjungi Indonesia untuk pertama kalinya pada pekan awal agustus, padahal Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Keberadaan kantor dagang Israel di Indonesia dituding membahayakan bagi umat Islam, apalagi pasca tragedi Gaza Januari lalu. Tentunya kehadiran kantor dagang Israel di Indonesia memiliki kepentingan dan agenda khusus bahkan ‘udang dibalik batu.’
Ketua Technology Asia Counsulting, yang juga pendiri dan Ketua Kamar Dagang Israel untuk Indonesia, Emanuel Shahaf menjelaskan, pihak Israel sedang membangun langkah-langkah strategis bekerjasama dengan pihak Indonesia. Hanya saja, karena masalah hubungan antara Israel dan Indonesia ini masih sensitif, pihaknya akan berusaha tak terlalu terbuka di Indonesia.
“Di Israel, kita ingin melakukan hubungan ini secara terbuka. Tetapi di Indonesia, di mana tidak ada Kamar Dagang Indonesia-Israel, atau yang semisalnya di Jakarta, kami sebisa mungkin akan membatasi diri, sehingga tidak membuat masalah,” ujar Emanuel Shahaf, sebagaimana dikutip di situs www.israelasiacenter.org beberapa saat setelah munculnya isu delegasi Israel yang datang ke Jakarta.
Dalam wawancaranya bersama Yehonathan Tommer dan Rebecca Zeffert, Emanuel juga mengatakan, banyak hal rencana kerjasama dengan pihak Indonesia. Di antaranya sedang memprioritaskan bidang pertanian dan mengusahakan pengusaha Israel mengadakan pameran di Indonesia.
Menurut Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI), Muhammad pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono harus menghalau atau membatalkan niat tersebut. "Kalau tidak berhasil (menghalau kepentingan Israel), lebih baik Yudhoyono membubarkan saja majelis zikirnya. Punya majelis zikir kok tidak bisa menghalangi pembukaan kantor dagang Israel di Indonesia," kata Al Khaththath dalam tablig akbar menolak pembukaan kantor dagang Israel di Masjid Al Azhar, Jakarta, Sabtu 15 Agustus 2009.
Umat Islam di Indonesia, tambah Al Khaththath juga meminta pemerintah membatalkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No 23/ MP: P/ 01/ 2001 tanggal 10 Januari 2001, yang melegalkan hubungan RI dengan Israel.
FUI Serukan Warga Laporkan Immanuel
Selanjutnya Forum Umat Islam (FUI) menyerukan warga agar melaporkan Immanuel Shahaf jika terlihat di Indonesia. Seruan ini disampaikan Al Al Khathath, saat semiloka “Jaringan Yahudi di Indonesia” di Cikini, Jakarta kemarin. Tapi siapa sebenarnya Immanuel Shahaf?
"Kami meminta seluruh elemen laskar muslim agar segera mencari dan mengidentifikasi letak kantor dagang tersebut di Jakarta. Kalau ditemukan? "Kalau sudah ketemu akan kita datangi beramai-ramai," kata Al Khaththath.
Menurutnya pembukaan kantor dagang Israel terungkap dari pemberitaan harian Dza Marker, harian berbahasa Ibrani. Dalam harian itu tertulis Israel tengah berupaya memperluas jaringan dan hubungan ekonomi dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Menurut Al Khathath, Immanuel Shahaf adalah Kepala Kantor Dagang Israel di Indonesia. “Immanuel Shahaf juga sering menulis artikel di harian The Jakarta Post,” kata Al Khathath.
Keberadaan kantor dagang Israel ini merupakan kerja sama tertutup antardua negara yang mulai terendus. Namun, sampai saat ini alamat kantor tersebut belum diketahui di mana lokasinya. Untuk itu, kata Al Khathath, ia menyerukan kepada umat Islam agar melaporkan bila melihat Immanuel Shahaf.
Belum lama ini, orang yang disebut-sebut Khatath itu juga menulis di beberapa media Amerika dan diwawancari beberapa media Israel seputar rencananya memprioritaskan perdagangan dengan Indonesia.
KH. Cholil Ridwan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, yang hadir sebagai pembicara pada semiloka tersebut mengatakan bahwa Yahudi atau Israel adalah musuh umat Islam. Ia mengutip ayat 82 dalam surat Al Maidah yang menyebutkan bahwa Yahudi sangat keras permusuhan terhadap umat Islam.
Maka, lanjut Cholil, bila kantor dagang Israel dibuka di Indonesia, itu sama halnya mengubah status musuh menjadi teman. Selain Cholil hadir pula sebagai pembicara Indra Adil, Yahudilog dan penulis buku “The Lady Di” Conspirasi (Misteri Di balik Tragedi Pont Del'Alma), dan Munarman, SH, Kuasa Hukum FUI.
Indra Adil mengatakan bahwa sejak dulu agen freemason sudah banyak bertebaran di Indonesia. Raden Saleh adalah freemason pertama di Indonesia. Bahkan, kata Indra, gedung yang sekarang dijadikan kantor Bappenas dulunya bekas kantor perwakilan freemason di Indonesia.
Selain itu, data dari Munarman menyebutkan bahwa banyak tokoh-tokoh nasional terdahulu yang merupakan agen freemason. Ia menyebutkan nama Raden Adipati Tirto Koesowo, mantan Ketua Boedi Oetomo dan Bupati Karanganyar.
“Sebagaian besar dari mereka adalah orang-orang keraton,” ungkap Munarman.
Sekarang ini, kata Munarman, banyak juga tokoh nasional yang jadi agen freemason. Munarman menyebutkan mereka sebagai kelompok komprador atau mafia Berkeley. Data-data ini Munarman peroleh dari sebuah buku yang ditulis seorang freemason untuk kalangan terbatas.
Itu sebabnya Munarman mencurigai keberadaan kantor dagang Israel di Indonesia merupakan hasil lobi-lobi yang dilakukan oleh mereka. Bagaimanapun juga keberadaan kantor dagang Israel di Indonesia adalah tidak wajar dan ini patut dicurigai, oleh karena itu umat Islam harus waspada...! (andy/kispa/suarmed)
http://aqsaworkinggroup.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar